Postingan

Sejarah Padukuhan Nitikan Barat

Gambar
Konon menurut cerita Padukuhan Nitikan Barat di dirikan oleh seserang bernama Ki Lombok yang (babat alas) membuka lahan atau membuka daerah pemukiman di daerah Nitikan. Pada awalnya Ki Lombok datang di daerah Nitikan untuk bekerja di hutan dan sesekali beliau beristirahat di sungai Jirak tempatnya di daerah Krapyak belakangan tempat tersebut menjadi pokok kegiatan bersih desa (Rasulan) sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap perintis Padukuhan Nitikan. Beberapa minggu setelah (babat alas) tongkat milik Ki Lombok hilang kemudian beliau mencari tongkatnya tersebut. Dalam pencarian tongkatnya Ki Lombok ­nitik (mencari) tempat mencari sehingga daerah tersebut dinamai daerah nitikan. Semenjak saat itu daearah itu dinamai padukuhan Nitikan. Seiring dengan perkembangan zaman dan banyaknya jumlah penduduk terjadi pemekaran daerah di Padukuhan Nitikan menjadi Nitikan Barat dan Nitikan Timur. Kemudian ada perkembangan kembali, terjadi pemekaran dengan munculnya padukuhan Sambirejo kare

Perekonomian Masyarakat Nitikan Barat

Gambar
Ekonomi Strata ekonomi masyarakat Nitikan Barat tergolong menengah ke bawah. Mata pencaharian mereke antara lain, petani, pengrajin, dll. Rata-rata masyarakat disini mempunyai peliharaan seperti sapi, kambing, ayam, dan burung sebagai tabungan atau penghasilan sampingan. Hampir di setiap rumah dijumpai kandang untuk tempat peliharaan mereka.     Pendidikan Pendidikan masyarakat Nitikan Barat kebanyakan mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA atau lembaga yang sederajat. Hanya ada sebagian kecil masyarakat yang meneruskan ke perguruan tinggi. Faktor utamanya adalah keterbatasan ekonomi. Rata-rata anak yang telah lulus SMA/SMK langsung bekerja atau merantau ke kota. Sebuah kemajuan karena di padukuhan Nitikan Barat ini sudah terdapat sekolah PAUD yang akan memperbaiki kualitas pendidikan anak sejak dini.

Kondisi Sosial Budaya dan Religi Nitikan Barat

Gambar
Sosial Masyarakat Nitikan Barat begitu mengedepankan gotong royong dan kebersamaan yang terlihat dari berbagai acara dan kegiatan yang berlangsung di daerah tersebut. Selain itu, keramahan dan kesopanan begitu dijaga kuat. Hal ini dapat dicerminkan dari warga yang apabila bertemu dengan orang yang dikenal maupun tidak dikenal mereka akan saling bertegur sapa.   Budaya Masyarakan Nitikan Barat sangat menghargai warisan nenek moyang dan kearifan lokal yang ditunjukkan melalui pelestarian budaya-budaya dari leluhur mereka. Terdapat banyak acara adat dan kesenian yang terus dilakukan, seperti upacara adat Bersih Desa atau Rasulan, tradisi Gunungan, tradisi Ingkungan, acara kirab budaya, kesenian Wayang Kulit, Dagelan Campur Sari, kesenian Janggrung, kesenian Reog Gaduhan, kesenian Doger, kesenian Jathilan, kesenian Gedruk, dan masih banyak lagi.    Religi Sistem religi masyarakat Nitikan Barat tergolong religius. Mayoritas penduduk adalah muslim. Hal ini ditandai

Kondisi Geografis Nitikan Barat

Gambar
Letak Geografis Padukuhan Nitikan Barat terletak di Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta, Indonesia. Titik koordinat GPS -7.9984377, 110.6437451   Keadaan Alam Keadaan alam di dukuh Nitikan Barat berupa tanah merah (lemah abang) yang sedikit gersang. Kebanyakan ditumbuhi tanaman jati, namun tanaman lain seperti sayuran, buah-buahan dan aneka bunga masih dapat hidup dan tumbuh di daerah ini. Mengenai sumber air di Nitikan Barat masih tergolong sulit. Warga mendapatkan air bersih dari PAM dan dikenai biaya setiap bulannya. Kualitas air juga tidak begitu bagus karena sifatnya yang mengandung kapur. Namun di padukuhan Nitikan Barat ini terdapat sungai yang airnya bersih dan belum tercemar.

Upacara Adat Rasulan di Gunung Kidul

Gambar
Semua daerah di Gunung Kidul, khususnya dukuh Nitikan Barat mempunyai banyak budaya yang terus dilestarikan sejak jaman dahulu. Salah satunya adalah upacara adat Bersih Desa atau sering disebut “Rasulan”. Sesuai dengan namanya, tujuan dari upacara adat ini adalah untuk membersihkan desa dan seisinya (penduduk) dari segala keburukan agar daerah tersebut menjadi aman, tentram, dan nyaman. Acara Rasulan disini diikuti oleh 3 padukuhan atau disebut “Tri Padukuhan”, yaitu Nitikan Barat, Nitikan Timur, dan Sambirejo yang diadakan satu tahun sekali. Ketepatan tanggal dan bulan pelaksanaan berdasarkan kesepakatan dari ketiga padukuhan tersebut. Syaratnya harus hari Senin Wage di bulan yang sama selama 3 kali acara Rasul berturut. Berbagai rangkaian acara dan hiburan diadakan diantaranya adalah pengajian akbar, senam massal, pertunjukkan kesenian Janggrung, pentas seni, pertunjukkan dagelan jawa atau campur sari, dan acara puncaknya adalah bertukar ingkung, kirab budaya, dan pertunjukkan w